Cara Supaya Ayam Kampung Terus Bertelur – Ayam kampung merupakan jenis ayam yang banyak diminati baik daging maupun telurnya. Masyarakat sendiri mengenalnya sebagai ayam kampung, karena ayam jenis ini khasnya hidup diperkampungan atau pedesaan. Ayam jenis ini biasanya tinggal di ladang atau kebun dan diberi makan dengan makanan alami yang diperoleh dari lingkungan sekitar. Tekstur daging yang kenyal dan berisi juga tidak lembek membuat ayam kampung disukai masyarakat. Banyak olahan masakan yang menggunakan daging ayam kampung, karena dagingnya tidak mudah hancur saat diolah menjadi masakan. Kandungan telur ayam kampung Meningkatkan produksi telur ayam kampung Menyiapkan indukan yang baik Menjaga kesehatan ayam kampung Usia produktif ayam kampung bertelur Pemenuhan nutrisi protein Cara agar ayam kampung terus bertelur Mengenal ayam kampung Ayam kampung ialah ayam asli Indonesia yang sudah menyesuaikan, hidup, berkembang dan mereproduksi dalam periode waktu lama, juga tidak berasal dari keturunan ayam ras. Ukuran tubuh ayam kampung umumnya lebih kecil daripada ayam broiler yang biasa dijadikan sumber daging. Ayam kampung memiliki daya tahan yang lebih tinggi terhadap penyakit daripada ayam broiler yang terkadang terlalu lemah untuk hidup di lingkungan alam. Jadi tidaklah mengherankan peningkatan permintaan pasar terhadap ayam kampung cukup tinggi. Tentunya ini memberikan sebuah peluang usaha bagi anda berupa budidaya ayam kampung yang pastinya akan menguntungkan. Namun kali ini kita akan membahas tentang manfaat telur ayam kampung, serta bagaimana caranya agar ayam kampung terus dapat menghasilkan telur tanpa henti. Telur Ayam kampung Telur adalah salah satu sumber protein yang mudah didapatkan. Terdapat dua jenis telur yang umum dimakan masyarakat, yaitu telur ayam kampung dan ayam negeri. Sesuai namanya, telur ayam kampung dihasilkan oleh ayam kampung. Secara fisik, telur yang dihasilkan oleh ayam kampung memiliki cangkang yang berwarna terang yaitu putih cenderung krem. Ukuran telur ayam kampung pada umumnya lebih kecil dari telur ayam negeri, yaitu sekitar 27-56 gr per butir. Warna kuning telur ayam kampung berwarna lebih oranye. Pekatnya warna kuning telur ayam kampung membuatnya menjadi andalan untuk membuat kue atau bolu. Warna putih telurnya bening jernih dengan tekstur yang lebih kental dibandingkan putih telur ayam negeri. Inilah alasan mengapa putih telur ayam kampung menjadi sangat keras ketika direbus dalam waktu lama. Kandungan telur ayam kampung Sebuah riset dari North Carolina University menunjukkan telur ayam kampung mengandung lemak tidak jenuh monounsaturated fats dan polyunsaturated fats yang lebih banyak dari telur ayam negeri. Pada umumnya, dalam 1 butir telur ayam kampung mengandung nutrisi seperti energi 150 kalori, 13 protein, 10 gram lemak, dan 1,5 gram karbohidrat. Nutrisi lain seperti vitamin D, vitamin E, dan omega-3 dalam telur ayam kampung ini ditentukan oleh jenis pakan dan lingkungannya. Meningkatkan produksi telur ayam kampung Memelihara dan membudidayakan ayam kampung banyak dijumpai di dalam masyarakat pedesaan yang memiliki lahan pekarangan luas. Maklum saja, ayam kampung punya kebiasaan blusukan’ atau berkeliaran ke sekitar pekarangan, kebun, halaman dan di sekitar tempat tinggal untuk mencari makanan. Dibandingkan ayam potong atau ayam broiler, memelihara ayam kampung sebenarnya sedikit rumit. Terlebih, ayam kampung hanya bisa bertelur pada masa masa tertentu. Yang lebih sulit lagi, jumlah telurnya bisa dihitung dengan jari. Cara ayam cepat bertelur Menurut berbagai sumber, indukan ayam kampung hanya bisa bertelur sebanyak maksimal 12 butir saja. Bisa dibayangkan, jika memelihara ayam kampung untuk dijual dan diambil manfaatnya berupa telur, tentu tidak begitu banyak hasil yang bisa diperoleh. Namun… tapi ini sudah kuno. Di era teknologi peternakan yang sudah maju. Para peneliti sudah mulai mengembangkan metode untuk membuat induk ayam kampung bisa bertelur tanpa henti. Kemampuan ayam kampung agar rajin bertelur dan menghasilkan telur lebih banyak ini tidak lepas dari peran serta para pengembang dan peneliti di bidang peternakan hewan. Bagaimana cara membuat ayam kampung bertelur tanpa henti? Berikut rahasianya… Menyiapkan indukan yang baik Kualitas indukan yang akan dijadikan hewan eksperimen harus yang sudah cukup umur dan berkualitas. Usia indukan ayam kampung betina sebaiknya 4 hingga 6 bulan. Sementara itu, ayam kampung jantan usianya sekitar 8 sampai 10 bulan. Lebih bagus lagi jika indukan ayam kampung betina tersebut tidak berasal dari induk yang sama dengan pejantannya. Sebagai contohnya adalah ayam kampung KUB, ayam jenis ini memiliki keunggulan yaitu mampu bertelur lebih banyak mencapai 160-180 butir/ekor/tahun, serta usia bertelur yang lebih awal yakni sekitar 20-22 minggu dengan bobot telur 35-45 gram. Lokasi pemeliharaan Ayam kampung lokal memang biasanya diumbar atau dibiarkan berkeliaran di sekitar tempat tinggal. Konon, banyak masyarakat dan kalangan peternak yang percaya jika ayam kampung diumbar atau dibiarkan berkeliaran, dagingnya akan lebih nikmat. Tetapi, tidak sedikit pula peternak ayam kampung yang menempatkan ayam kampung yang dipelihara dalam sebuah kandang. Hanya saja, pada pagi hari, ayam kampung akan dilepas dari kandang beberapa waktu agar bisa mendapatkan sinar matahari pagi. Menjaga kesehatan ayam kampung Untuk meningkatkan produksi telur ayam kampung, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, seperti memberikan makanan yang cukup dan bergizi, memberikan suplai air yang cukup, menjaga kebersihan tempat tinggal ayam, dan menjaga agar ayam tidak terpapar penyakit atau stres. Upaya menjaga kesehatan ayam dapat dilakukan dengan cara memberikan vaksin dan vitamin khusus. Tidak lupa selalu mengganti air minum setiap harinya, walaupun air minum tersebut belum habis. Usia produktif ayam kampung bertelur Umumnya, ayam mulai bertelur pada usia antara 6 hingga 8 bulan. Namun, tergantung pada jenis ayam dan kondisi lingkungannya, ayam mungkin mulai bertelur lebih awal atau lebih lambat dari usia tersebut. Ayam petelur biasanya akan terus bertelur setiap hari selama masa produktifnya, yang bisa berlangsung hingga sekitar 2 tahun. Namun, setelah masa produktifnya selesai, ayam akan mulai menurun produksi telurnya dan mungkin akan berhenti bertelur sama sekali. Pemberian gizi berupa konsentrat, dedak dan protein sangat penting agar menghasilkan telur yang berkualitas dan mendukung kemampuan reproduksi yang lebih tinggi. Salah satu caranya ialah tambahkan saja daging siput atau keong sawah yang sudah dicincang ke dalam pakan ayam kampung. Sebagai perbandingan, ayam kampung yang diumbar dapat mulai bertelur ketika usia 7-8 bulan, sedangkan ayan kampung yang diberi pakan berproteinantara 17-19% dapat mulai bertelur diusia 5-6 bulan. Cara agar ayam kampung terus bertelur Jika terlihat tanda tanda ayam kampung betina yang gelisah dan hendak bertelur, segera karantina dan tempatkan di kandang berbeda dengan jerami kering. Hari ke 1, biarkan telur tetap di sarang Hari ke 2, saat induk ayam akan bertelur lagi, ambil telur pada hari ke 1 Hari ke 3, ambil telur pada hari ke 2, dan sisakan satu butir telur yang baru Begitu seterusnya, sampai induk ayam kampung berhenti bertelur selama 30 hari. Biasanya per hari, induk ayam kampung dapat menghasilkan 1 butir telur. Telur telur yang berhasil dikumpulkan dapat dikonsumsi sendiri sebagai jamu atau dijual lagi ke pasar. Dari sebelumnya yang hanya bisa bertelur 12 butir sebulan, kini ayam betina bisa bertelur hingga 30 butir sebulan. Untuk mempertahankan kemampuan bertelur yang baik dan berkualitas, berikan nutrisi yang cukup dan dicampur pada pakan ternak ayam. Bisa berupa jagung, dedak, bekatul, dan sebagainya. Untuk ayam kampung agar dapat terus bertelur, makanannya harus dijaga, setidaknya mengandung protein sebesar 10%. Demikianlah sedikit informasi mengenai cara agar ayam kampung terus bertelur. Semoga bermanfaat.
Agarembrio ayam berkembang menjadi anak ayam, telur tersebut harus dierami selama 21 hari. Jika ayam tidak mau mengeram, maka telur bisa ditempatkan di inkubator selama 21 hari. Jika telur yang telah dibuahi dikumpulkan segera setelah bertelur dan disimpan di tempat yang sejuk, maka embrio tidak akan berkembang.
Tingginya keuntungan usaha peternakan telur ayam ditentukan oleh dua hal yang penting, yaitu harga jual telur dan kemampuan ayam untuk bertelur. Namun, ada kalanya ayam petelur tidak bertelur sama sekali dalam jangka waktu tertentu sehingga membuat omset usaha ikut menurun. Kuantitas telur yang turun dapat menjadi tanda bagi peternak bahwa ada yang tidak beres dengan ayam peliharaan mereka. Sebenarnya ada berbagai macam faktor mengapa ayam tidak mau bertelur. Faktor yang mempengaruhi ayam bisa dari kesehatan diri mereka sendiri maupun dari lingkungan yang tidak mendukung. Berikut ini adalah beberapa penyebab ayam petelur tidak mau bertelur seperti biasanya. 1. Penyakit Faktor internal yang menyebabkan ayam petelur tidak bertelur adalah terjangkit penyakit. Ayam berhenti bertelur kemungkinan memiliki kondusi tubuh yang tidak prima atau immunosupresif. Keadaan ini mengakibatkan ayam yang terjangkit infeksi penyakit sekunder yang berakibat langsung pada rusaknya saluran reproduksi. Lebih spesifik lagi, ada penyakit yang memang menyerang organ reproduksi sehingga berhenti untuk memproduksi telur. Beberapa penyakit yang menyerang organ reproduksi pada ayam antara lain adalah EDS, ND, IB, CRD, AI dan colibacillosis. Penyakit EDS dapat menyebabkan kerabang telur menjadi sangat tipis sehingga telur akan mudah pecah. Sedangkan penyakit ND dan IB dapat menurunkan kualitas kerabang dan bagian dalam telur serta dapat merusak saluran produksi. Oleh sebab itu, ada baiknya untuk memastikan penyakit yang diderita ayam dengan melakukan uji laboratorium. Selain itu dibutuhkan tindakan pencegahan seperti penggunaan bibit yang sehat sejak awalpemberian vaksin secara teratursanitasi kandang yang baikpenerapan biosecurity dengan pengelolaan pemeliharaan yang baik 2. Ayam petelur mengalami stres Sama seperti halnya manusia yang tidak produktif saat banyak pikiran, ayam juga tidak mampu bertelur jika mereka mengalami stres. Stres pada ayam petelur dapat terjadi dengan adanya manejemen peternakan yang buruk. Selain itu, pergantian pakan dan lingkungan yang tidak mendukung dapat membuat ayam semakin stres sehingga akan dengan mudah terinfeksi penyakit. Saat stres tubuh ayam akan mengalami penurunan kekebalan atau imunosupresif sehingga penyakit akan lebih mudah menyerang. Dari jenisnya, ayam layer secara genetik akan lebih mudah mengalami stres dan sangat peka terhadap pakan yang berubah. Stres yang tidak segera diatasi akan membuat produksi telur semakin lama semakin menurun dan tidak menutup kemungkinan ayam akan berhenti bertelur secara permanen. Untuk mengatasinya, selain memperbaiki pengelolaan, pakan dan lingkungan, pemberian multivitamin juga dapat dijadikan pilihan. Pastikan juga ayam tidak kedinginan, kepanasan, kandang tidak terlalu padat, tidak ada parasit dan lingkungan tidak bising. 3. Rontok bulu Sering disebut dengan molting, rontok bulu adalah proses alami ayam petelur yang sudah berproduksi cukup lama. Proses molting ini akan berlangsung kurang lebih 4 bulan lamanya. Hanya saja proses molting dapat dipersingkat dengan metode force molting atau metode paksa yang hanya menghabiskan waktu 6 hingga 8 minggu. Penggunaan metode ini dapat menyebabkan berat badan ayam turun dan produksi telur yang juga menurun drastis hingga tidak bertelur sama sekali. Untuk mengembalikan performa ayam, maka setelah proses force molting ini maka ayam segera diberi ransum komplit secara normal dan konsisten agar berat badan naik secara bertahap. Selain itu perlu diberikan suplemenn seperti vitamin B kompleks, A, D, E, asam amino dan beberapa variasi mineral untuk pembentukan bulu ayam. Tambahan Aminovit, Strong Egg ingga Mineral Feed Supplement sejak hari ke 31 hingga pada masa afkir kedua dapat membantu percepatan tumbuhnya bulu ayam. Sekaligus dapat mengurangi stres ayam dan mempercepat produksi telur berkualitas lebih tinggi. 4. Pakan yang tidak tepat Manajemen pakan yang berubah atau tidak tepat juga dapat mempengaruhi kuantitas produksi telur ayam. Ketidaktepatan pengelolaan tersebut antara lain pemberian pakan yang salah dan pengurangan takaran atau pembatasan pakan yang menyebabkan ayam kekurangan gizi hingga bobot yang tidak memenuhi standar. Untuk itulah kontrol berat badan dilakukan secara berkala. Pengontrolan berat badan untuk mengecek pakan yang telah dikonsumsi dapat dilakkan setiap minggu saat fase starter, untuk fase grower dilakukan pengecekan 2 minggu sekali. Sementara itu, untuk fase layer perlu dilakukan sebulan sekali sehingga ayam dapat segera dievaluasi apabila mengalami pelambatan pencapaian bobot badan yang baik. Hal ini dikarenakan berat badan yang kurang dapat menghambat produksi telur. Pemberian pakan yang memenuhi kandungan nutrisi dapat memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan produksi telur seekor ayam. Saat masa pullet maka ayam harus diberi grit untuk stimulasi pembesaran tembolok. Grit juga dapat menjadi cadangan kalsium saat ayam berada di fase bertelur atau layer. Pada fase layer ini tentu protein akan lebih banyak dibutuhkan dibandingka fase grower. Pengurangan pakan harus dihindari terutama saat puncak produksi. 5. Kualitas pullet dan ayam petelur yang tidak baik Kualitas pullet yang baik akan berpengaruh pada keberhasilan ayam petelur saat berproduksi. Buruknya kualitas pullet dapat membuat proses produksi telur tidak konsisten dan bahkan juga bisa lebih cepat berhenti berproduksi. Kontrol pengelolaan harus diprioritaskan terutama di 5 minggu pertama atau pada masa starter. Pada fase starter akan terjadi proses perbanyakan sel dan pertumbuhan organ penting seperti misalnya oragan pernapasan, reproduksi, kekebalan dan juga pencernaan. Di sisi lain, pada minggu tersebut juga diperlukan perhatian lebih untuk penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan organ reproduksi pada ayam. Baca juga Modal Usaha Ternak Ayam Petelur 100 Ekor 6. Umur ayam petelur Ayam petelur dapat berproduksi selama dua siklus masa bertelur di mana setelah dua atau tiga tahun akan mengalami penurunan produktivitas. Namun perlu diketahui bahwa hal ini sangat bervariasi untuk tiap individu. Akan terjadi kondisi yang berbeda pada setiap strain ayam. Semakin tua umur ayam maka akan semakin menurun produksi telur mereka. Ayam petelur yang memiliki produksi tinggi akan bertelur selama 50 hingga 60 minggu tiap masa siklus bertelur. Jeda siklus tersebut adalah masa istirahat yang sering disebut dengan molting atau rontok bulu. 7. Lelah kandang Lelah kandang yang dialami oleh ayam petelur biasa terjadi pada ayam yang dipelihara di dalam kandang baterai. Disebut juga dengan cage layer atau osteoporosis, lelah kandang sebenarnya juga dapat dialami oleh ayam petelur dengan kandang lantai litter. Kenapa bisa terjadi hal ini? Karena ayam kekurangan kalsium, fosfor dan vitamin D. Pada saat proses pembentukan kerabang telur maka secara otomatis ayam akan membutuhkan kalsium dalam jumlah banyak dengan melakukan penyerapan kalsium di tulang tubuhnya. Secara normal, kalsium yang sudah terambil akan diganti dengan kalsium pada ransum atau pakan. Hanya saja proses ini tidak akan berlangsung dengan normal jika tubuh ayam memang sudah kekurangan kalsium, fosfor dan vitamin D. Akibatnya, ayam akan mengalami tulang keropos. Terlebih lagi kondisi dapat lebih parah untuk ayam yang tinggal di kandang baterai dengan pergerakan minimal. Sehingga ayam yang lelah kandang akan menghentikan produksi telur. Beberapa gejala umum lelah kandang adalah lumpuh, patah tulang, bentuk tulang yang berbah dan kerabang telur yang retak. Cara mengatasi masalah ini adalah dengan memberikan mineral feed suplement dan juga vitamin. Baca juga DOC Ayam Petelur Berkualitas Penutup Demikianlah beberapa penyebab ayam petelur tidak mau bertelur. Termasuk faktor internal seperti penyakit, hingga faktor eksternal seperti keadaan kandang. Pengelolaan yang baik untuk ternak ayam petelur sangatlah penting agar ayam bisa terus bertelur setiap harinya. Semoga bermanfaat!
Denganmodal sepasang ayam kampung (1 jago dan 1 betina), dalam jangka waktu 2 bulan jumlah ayam menjadi 40 ekor. Jumlah akan semakin berlipat bila anak ayam betina sudah dapat bertelur juga (usia 6-7 bln). Bisa dibayangkan, dalam jangka waktu 6 bulan jumlahnya bisa menjadi ratusan (dengan asumsi menghasilkan minimal 20 telur/ bulan).
Ayamini juga bisa kita temukan di indonesi Dan ayam ini bisa bertelur sampai 270 per tahunya bahkan bisa lebih dan jenis ayam ini khusus buat bertelur atau bisa di katakan buat di ambil telurnya saja
Adaberbagai faktor yang dapat mempengaruhi kenapa ayam bertelur bisa tanpa ayam pejantan. Pasalnya, dengan pakan yang nutrisi nya terpenuhi sebagian besar betina bisa menghasilkan telur tanpa adanya perkawinan dengan pejantan. Pada umumnya ayam akan memasuki masa produksi dengan ditandai sudah berusia 7 hingga 8 bulan meskipun nantiSelamaperiode ini ayam harus diberi pakan yang cukup sehingga pada saat bertelur memiliki badan yang sehat. Tempat minum yang dibutuhkan sebanyak 2 buah (8 liter) untuk 50 ekor ayam. Satu tempat pakan berdiameter 40 cm cukup untuk 12-15 ekor ayam dara. Tinggi tempat pakan sebaiknya sejajar dengan pundak ayam atau 2,5-5 cm di atas pundaknya. Dalambertelur, ayam ini juga tidak mau bertelur pada satu tempat saja, sehingga tidak heran jika model bertelur nya di sembarang tempat. Untuk jumlah telurnya sendiri dalam sekali bertelur bisa mencapai sekitar 50 sampai 70 butir dan mulai bertelur apabila usianya sudah diatas 6-7 bulan. .