Dalam puisi ini, Lasinta Ari Nendra membuat kita merenenung kembali, apakah sebetulnya kesalahan etnis Tionghoa yang dirampas haknya pada saat peristiwa kerusuhan 98 terjadi? Kulit putih dan mata sipit tak serta merta menjadikannya orang lain di negara Indonesia, karena mereka juga adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Analisis Puisi Angkatan 20-an atau Periode Balai Pustaka, Ciri-ciri Puisi Angkatan Balai Pustaka dan Penyair-penyair pada Angkatan 20-an Atau Balai Pustaka. A.Latar Belakang Masalah Sejarah sastra Indonesia telah membuktikan adanya berbagai perode yang terentang dari awal munculnya puisi sampai periode modern saat ini.
A.Latar Belakang Masalah Sejarah sastra Indonesia telah membuktikan adanya berbagai perode yang terentang dari awal munculnya puisi sampai periode modern saat ini. . Disetiap periode tersebut terdapat perbedaan ciri, ciri tersebut biasanya dilatarbelakangi dengan kondisi sosial, politik, budaya pada saat itu. begitu cara penyair menuliskan puisinya terdapat perbedaan yang bertingkat dari periode
Contoh Puisi Pendidikan Moral Selain sebagai ungkapan pikiran dan perasaan, puisi pendidikan juga memuat nilai-nilai moral. Mengutip buku Bahasa Indonesia 1 yang ditulis oleh Yohanni Johns dan Robyn Stokes (1978:54), sebuah puisi yang baik akan mengandung nilai-nilai moral yang bermanfaat untuk kehidupan pembacanya.
Pada masa puisi lama berlanjut kepada puisi angkatan ‘45 atau biasa dikenal dengan puisi angkatan pujangga baru. Terkait dengan puisi W.S Rendra dan Toto Sudarto Bachtiar. Kedua penyair tersebut merupakan satu angkatan, yaitu pada masa angkatan 1950-1960 yang biasanya bertema dangan kemerdekaan seperti dalam puisinya yang berjudul “Gerilya
6. Puisi Multi Lingual. 7. Puisi Supra Kata. 8. Puisi Tanpa Kata. Dahulu kala, puisi sangatlah kaku dan terikat aturan. Namun pada tahun 1933, puisi mulai mengalami perubahan, memasuki era Pujangga Baru. Di mana puisi baru terbentuk dan menggantikan gaya puisi lama.
Sejarah sastra Indonesia dimulai pada abad ke-20 yang diwakili karya pengarang-pengarang Balai Pustaka. Dengan demikian, karya sastra yang dihasilkan sebelum abad 20 digolongkan ke dalam sastra Melayu. Mengapa setelah angkatan ’45, muncul angkatan ’66 ? Pada era 50-an, beberapa penulis di Indonesia mengalami kegelisahan dalam karya-karyanya. 10 Abdul Hadi WM, “Angkatan 70 dalam Sastra Indonesia,” Makalah dibawakan dalam Diskusi Sastra di Teater Arena, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 4 September 1984, dimuat juga dalam E. Ulrich Kratz (Peny.), Sumber Terpilih Sejarah Sastra Indonesia Abad XX, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2000, hlm. 789—806. Ciri-Ciri Karya Sastra Periode/Angkatan 50 a. Puisi Angkatan 50. Gaya epik (bercerita) berkembang dengan berkembangnya puisi cerita dan balada. dengan gaya yang lebih sederhana. Misalnya; Puisi puisi karya Rendra, seperti “Balada Terbunuhnya Atmo Karpo”, ”Blues untuk Bonnie”, atau ”Nyanyian Angsa”. Gaya ulangan mulai berkembang. .
  • 1ia5bvw3yf.pages.dev/140
  • 1ia5bvw3yf.pages.dev/341
  • 1ia5bvw3yf.pages.dev/104
  • 1ia5bvw3yf.pages.dev/558
  • 1ia5bvw3yf.pages.dev/796
  • 1ia5bvw3yf.pages.dev/10
  • 1ia5bvw3yf.pages.dev/285
  • 1ia5bvw3yf.pages.dev/354
  • 1ia5bvw3yf.pages.dev/928
  • 1ia5bvw3yf.pages.dev/466
  • 1ia5bvw3yf.pages.dev/390
  • 1ia5bvw3yf.pages.dev/424
  • 1ia5bvw3yf.pages.dev/444
  • 1ia5bvw3yf.pages.dev/469
  • 1ia5bvw3yf.pages.dev/36
  • contoh puisi angkatan 20